Tanah Abang Jakarta...Menarik Minat Investor Malaysia...

Pusat grosir Tanah Abang Jakarta yang terkenal sebagai pusat perdagangan garmen di Indonesia ternyata menarik minat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Malaysia untuk mencontek konsep yang sama di negaranya.

"Mereka meminta bisa tidak konsep Tanah Abang untuk dibawa ke Malaysia, karena mereka menganggap bagus," kata Chief Executive Officer PT Priamanaya, Priamanaya Djan, di Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2011. Priamanaya Group adalah perusahaan properti yang salah satunya menggarap pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A dan B.

Selama ini, ungkap Priamanaya, pusat grosir senantiasa identik sebagai tempat yang sumpek, bau, sempit, tanpa fasilitas lengkap seperti biasa tersedia di pusat perbelanjaan atau mal. Namun, anggapan tersebut mampu dihilangkan dengan dibangunnya pusat grosir Tanah Abang. Di pasar tersebut, sejumlah fasilitas seperti parkir, lift, pendingin ruangan, dan fasilitas penunjang lainnya sudah tersedia. "Padahal, kebutuhan manusia berbelanja harus ke tempat yang nyaman," kata Priamanaya.

Sebagai pusat grosir, perputaran garmen di Tanah Abang mencapai Rp200 miliar per hari dari sebanyak 13 ribu kios yang ada di Blok A dan B. "Kontribusinya sekitar 30 persen bagi grup (perusahaan)," kata dia.
Saat ini saja, Blok A yang dihuni 8.000 pedagang sudah menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara. Jadi, bukan tidak mungkin, nanti Pasar Tanah Abang akan menjadi yang terbesar di Asia. “Saya sempat jalan-jalan ke beberapa pusat perbelanjaan yang ada di sejumlah negara, dan saya bandingkan dengan Pasar Tanah Abang. Ternyata, tidak ada yang menyamai Pasar Tanah Abang, terutama jumlah pedagang atau kios,” ujar Priamanaya.
Semisal di Turki, pusat perbelanjaan terbesarnya hanya memiliki sekitar 1.000 kios saja, jauh lebih sedikit ketimbang Pasar Tanah Abang.
Nah, dengan jumlah pedagang yang bertambah, nilai transaksi jual beli di Pasar Tanah Abang tentunya juga akan meningkat. Dari Blok A saja, omzet satu pedagang rata-rata sebesar Rp 5 juta per hari. Jadi, total transaksi di Blok A mencapai Rp 40 miliar sehari atau Rp 1,2 triliun per bulan.
Dengan beroperasinya Blok B yang bakal dihuni setengah dari jumlah pedagang di Blok A, diperkirakan akan ada kenaikan transaksi jual beli sekitar 50%. Makanya, jangan heran kalau perbankan berlomba-lomba membuka kantor cabang di Pasar Tanah Abang.
“Meski Pasar Tanah Abang sudah terkenal, kami sebagai pengelola tidak berpangku tangan saja. Kami tetap berupaya untuk terus bisa menarik pembeli. Caranya, dengan menambah promosi dan bekerjasama dengan pihak ketiga. Misalnya, menggandeng maskapai AirAsia. Bentuk kerja samanya bisa bermacam-macam, seperti memberikan kupon belanja kepada penumpang. Sebagai gantinya, kami bisa berpromosi di pesawat mereka,” tambahnya.
Beberapa waktu lalu, delegasi Perniagaan dari Malaysia berkunjung ke Tanah Abang. Kunjungan delegasi Dewan Perniagaan Melayu Malaysia Negeri Selangor (DPMMS) ini merupakan sebuah titik tolak untuk membangun sebuah kerja sama yang lebih baik dengan Malaysia.

"Hari ini saya sangat berharap kita dapat memulai sebuah kerja sama dalam suasana bersahabat selamanya," ungkap Priamanaya kala menerima kunjungan misi dagang Dewan Perniagaan Melayu-Malaysia di Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Dia berharap, dengan adanya kunjungan delegasi Malaysia ke Pasar Tanah Abang maka hubungan baik dapat terus terjaga. "Saya harap ini bukan kunjungan biasa, tetapi kunjungan sahabat yang berdasar tradisi dan sejarah telah bekerja sama sepanjang waktu," ungkap Pria.

Lebih jauh, dengan datangnya delegasi ini maka Indonesia dan Malaysia dapat saling membantu di bidang industri masing-masing. "Pertemuan ini menegaskan kembali bahwa Indonesia dan Malaysia bertetangga dan hubungannya telah terjalin "bagai air dan tebing". Saling membantu dan sulit dipisahkan satu sama lainnya," tutur dia.

Sekadar informasi, Malaysia merupakan investor ke-8 dari seluruh investasi asing yang hadir di Indonesia. Selama 2004-2009, jumlah modal dari Malaysia yang telah ditanam di Indonesia mencapai angka USD15 miliar. Dari tahun ke tahun, terjadi pertumbuhan tingkat perdagangan antara Indonesia-Malaysia yang mencapai rata-rata 12,7 persen.

Tanah Abang sendiri merupakan pusat grosir tekstil dan garmen besar di Asia Tenggara dengan jumlah pengunjung mencapai 80 ribu orang per hari, dengan nilai transaksi mencapai sekira Rp500 miliar atau USD50 juta per hari. Tanah Abang juga tela menjadi tempat terjalinnya transaksi dagang antar negara, tempat bertemunya pemasok lokal dengan pembeli asing.

Source:
Author: Edig
http://live.duid.co.id/

No comments:

Post a Comment